Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the anspress-question-answer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1683954/public_html/jesusforworld.space/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1683954/public_html/jesusforworld.space/wp-includes/functions.php on line 6114
BERSUKACITA DALAM PENDERITAAN - Jesus For World

BERSUKACITA DALAM PENDERITAAN

BERSUKACITA DALAM PENDERITAAN

Renungan Harian Tumbuh Mekar
Selasa 12 April 2022

1 Petrus 4:13_Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemulian-Nya_

Penderitaan seringkali membawa kedukaan, kekecewan, keputusasaan, dan bahkan kematian bagi manusia. Secara psikologis tak mungkin orang bersukacita dalam penderitaan. Manusia selalu menganggap penderitaan hanyalah bencana bagi dirinya. Orang selalu mempunyai anggapan bahwa menjadi orang Kristen adalah hidup dalam kesenangan dan tanpa penderitaan. Hal itu kini menjadi trend dalam hidup kebanyakan orang Kristen. Mereka cenderung menganut teologi kemakmuran, di dalam Tuhan semua menjadi beres, tidak perlu menderita.

Namun, di sinilah letak kelemahan kita dalam menghayati firman Tuhan. Kita lupa bahwa dalam Alkitab banyak dikisahkan orang-orang yang mengalami penderitaan namun hidup dalam sukacita atau pada akhirnya mengalami sukacita. Dapat disebutkan di sini misalnya, Petrus dan murid-murid Yesus lainnya, Rasul Paulus, dan Bapa-Bapa Gereja yang mengalami penganiayaan pada zamannya. Mereka menderita tapi tetap bersukacita. Tuhan Yesus sendiri telah menunjukkan bukti yang jelas bahwa kesengsaraan dan penderitaan membuahkan kemenangan. Itulah sukacita yang tak ternilai harganya. Boleh dikatakan dalam konteks masyarakat dewasa ini, baik dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bergereja, sepertinya kita diselimuti oleh berbagai penderitaan yang tidak pernah berhenti, lalu mencoba menafsirkan penderitaan itu dari berbagai sudut tanpa ada kesimpulan yang pasti. Kita jangan hanya menghakimi keadaan, tetapi perlu mencari solusi terhadap penderitaan ini, dan tetap bersyukur bahwa penderitaan-penderitaan itu tidak hanya membuahkan dukacita semata tetapi juga sukacita. Sebab penderitaan mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama adalah penderitaan itu muncul karena kesalahan manusia sendiri. Sisi yang kedua adalah Tuhan mengizinkan penderitaan itu berlangsung, supaya di dalamnya kita menemukan sukacita ketika kita tekun menghadapinya.

Marilah kita belajar menghayati semua penderitaan yang kita alami saat ini. Biarlah kita tetap bersabar dalam penderitaan itu, bersyukur dalam segala hal dan bersukacita senantiasa dalam Tuhan. Karena orang yang senantiasa bersyukur kepada Tuhan akan dapat berdiri tegak menghadapi penderitaan apa pun. Kasih dan kedamaian akan selalu menyertai kita. Amin

Penulis:
St. Juanda Naiborhu
Pengisi Suara:
St. Rospita Manurung

Nyanyian BE No. 740:1 Nang Pur Pe Habahaba I
Nang pur pe habahaba I, Tuhan ma parlingomanmi, Humuntal pe portibion, Tuhan ma parlinggomanmi. Ai Jesus do partanobatoan I, di tano on, di ngolumon, Ai Jesus do Partanobatoan I, hot ro di salelengna i.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *