Baca: Kejadian 37:1-11
“Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (Yusuf – Red.), tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.” Kejadian 37:11
TETAP TAAT DAN TIDAK PERNAH KECEWA UNTUK MENANTI JANJI TUHAN|
kitab Kejadian, kita menemukan kisah Yusuf, seorang pemuda yang mendapatkan mimpi-mimpi luar biasa dari Tuhan. Mimpi ini bukan sekadar bunga tidur, tetapi cara Tuhan untuk menyampaikan rencana dan janji-Nya kepada Yusuf. Pertama, Yusuf bermimpi tentang dirinya dan saudara-saudaranya yang mengikat berkas gandum di ladang. Dalam mimpi tersebut, berkas gandum milik Yusuf berdiri tegak, sementara berkas-berkas milik saudara-saudaranya sujud menyembah kepadanya. Mimpi ini cukup mengejutkan dan membuat saudara-saudaranya marah serta iri hati.
Mimpi kedua Yusuf tidak kalah mengejutkan. Dalam mimpi ini, ia melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepadanya. Mimpi ini secara simbolis menunjukkan bahwa Yusuf akan menjadi seorang pemimpin besar, lebih tinggi dari saudara-saudaranya, bahkan orang tuanya. Kedua mimpi ini memicu kebencian saudara-saudaranya terhadap Yusuf, yang kemudian berujung pada penjualan Yusuf sebagai budak ke Mesir.
Walaupun Yusuf menerima janji-janji luar biasa dari Tuhan melalui mimpi-mimpinya, perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dari seorang anak yang dicintai ayahnya, Yusuf harus menghadapi pengkhianatan dari saudara-saudaranya, hidup sebagai budak, dan akhirnya dipenjara karena fitnah. Namun, semua kesulitan ini tidak meniadakan janji Tuhan. Yusuf tetap taat dan tidak pernah kecewa dalam menanti penggenapan janji Tuhan.
Kisah mimpi Yusuf mengajarkan kita bahwa janji Tuhan mungkin tidak langsung terwujud dan perjalanan menuju penggenapan janji tersebut bisa saja penuh dengan rintangan. Namun, seperti Yusuf, kita diajak untuk tetap percaya dan taat. Tuhan memiliki rencana besar yang seringkali tidak terlihat jelas di awal, tetapi selalu bertujuan untuk kebaikan kita dan untuk menjadi berkat bagi banyak orang.
Proses yang Menyakitkan: Ujian Kesetiaan Yusuf
Perjalanan hidup Yusuf adalah sebuah kisah yang penuh dengan ujian dan penderitaan, namun juga merupakan contoh luar biasa tentang kesetiaan dan iman yang tak tergoyahkan. Yusuf harus menghadapi berbagai cobaan yang sangat menyakitkan sebelum janji Tuhan menjadi kenyataan dalam hidupnya. Dimulai dengan pengkhianatan oleh saudara-saudaranya sendiri, Yusuf dilemparkan ke dalam sumur dan kemudian dijual sebagai budak. Ini merupakan awal dari rangkaian penderitaan yang harus ia lalui dengan tetap mempertahankan kesetiaan kepada Tuhan.
Setelah dijual sebagai budak, Yusuf bekerja di rumah Potifar, seorang pejabat tinggi Mesir. Namun, kesetiaan dan integritasnya kembali diuji ketika ia difitnah oleh istri Potifar dan akhirnya dipenjarakan tanpa alasan yang benar. Di penjara, Yusuf menunjukkan ketekunan dan kesetiaannya kepada Tuhan, bahkan ketika ia dilupakan oleh juru minum raja yang telah berjanji untuk membantunya. Semua ujian ini adalah bagian dari proses yang menyakitkan yang harus dilalui Yusuf sebelum ia dapat melihat janji Tuhan menjadi kenyataan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering merasa bahwa janji Tuhan tampaknya tidak sesuai dengan kenyataan yang kita alami. Kita menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan, dan kadang-kadang kita merasa bahwa Tuhan telah melupakan kita. Namun, pengalaman Yusuf mengajarkan kita bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang baik dan janji-Nya akan digenapi pada waktu yang tepat. Kesetiaan dan iman Yusuf yang tak tergoyahkan adalah contoh nyata bahwa kita tidak boleh goyah dalam menghadapi berbagai tantangan. Kita harus tetap percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik bagi kita, meskipun kita harus melalui proses yang menyakitkan.